Rabu, 26 Maret 2014

MANFAAT AIR CUCIAN BERTAS DAN KANDUNGANNYA





Saat mencuci beras, biasanya air cucian pertama akan berwarna keruh. Warna keruh bekas cucian itu menunjukkan bahwa lapisan terluar dari beras ikut terkikis. Meskipun banyak nutrisi yang telah hilang, namun pada bagian kulit ari masih terdapat  sisa-sisa nutrisi yang sangat bermanfaat tersebut. Misalkan fosfor (P), salah satu unsur utama yang dibutuhkan tanaman dan selalu ada dalam pupuk majemuk tanaman semisal NPK. Fosfor berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik dari benih dan tanaman muda. Nutrisi lainnya adalah zat besi yang penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil) juga berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein. Selain itu kulit ari juga mengandung vitamin, mineral, dan fitonutrien yang tinggi. Vitamin sangat berperan dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim (komponen non-protein untuk mengaktifkan enzim).

Kandungan air cuciab beras
"Air cucian beras memiliki kandungan nutrisi yang melimpah, dapat berfungsi sebagai pengendali organisme pengganggu tanaman yang ramah lingkungan serta banyak dijumpai di lingkungan sekitar," kandungannya meliputi:
  • 80% vitamin B1,
  • 70% vitamin B3 , 
  • 90% vitamin B6, 
  • 50% mangan (Mn), 
  • 50% fosfor (P), 
  • 60% zat besi (Fe), 
  • 100% serat, 
  • asam lemak esensial

Air cucian beras, lanjutnya, memiliki kandungan nutrisi yang melimpah. Diantaranya karbohidrat yang berupa pati sebesar 85-90 persen, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gula, dan vitamin yang tinggi.

Jumat, 28 Februari 2014

GAGASAN BARU (PEMACU PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM)


Air Cucian Beras (air leri)
Jamur tiram tidak berklorofil maka jamur tidak mampu berfotosintesis. Jamur  tidak mampu menyediakan makanan sendiri. Akhirnya jamur menyerap nutrisi dari media tempat tumbuhnya (baglog) saat berbentuk hifa dan miselium. Karena nutrisi yang terdapat dalam baglog lama kelamaan akan berkurang, maka perlu diberi nutrisi tambahan agar kebutuhan nutrisi jamur tiram terpenuhi. Manfaat lain dari nutrisi tambahan adalah dapat memperpanjang umur baglog dan juga untuk memacu pertumbuhan jamur tiram.

Sebenarnya banyak teori untuk membuat nutrisi tambahan untuk memacu pertumbuhan jamur tiram, dari memanfaatkan air leri (air cucian beras), penggunaan hasil fermentasi buah, sampai beberapa ramuan yang bisa kita buat atau kita beli langsung dari pengusaha jamur tiram. Intinya, ramuan ini digunakan untuk meningkatkan hasil produksi jamur tiram, istilah kerennya untuk meningkatkan BER (Biological Efficiency Ratio), misal hasil jamur tiram per baglog sebelum diberikan ramuan sebesar 350 g, setelah di semprot/disuntik ramuan menjadi 450 g per baglog. Jadi BER nya meningkat  sekitar 14 %.

Dari sharing beberapa petani baik secara langsung maupun tidak langsung (forum internet), dan buku yang saya baca, ternyata penggunaan nutrisi tambahan dengan cara disemprot atau disuntik pada baglog jamur tiram dapat meningkatkan produktifitas jamur tiram. Tentu ini berita menggembirakan buat kita semua karena kita bisa meningkatkan hasil tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak. Cara membuat ramuan pemacu pertumbuhan/nutrisi tambahan pada jamur tiram dapat kita simak pada ulasan berikut.

Ramuan Nutrisi 1

Ramuan ini hanya memanfaatkan air leri, dan air kelapa (baiknya yang masih muda). Dari sharing dari beberapa petani mereka memanfaatkan air leri sebagai nutrisi tambahan untuk memacu pertumbuhan jamur tiram, aplikasinya cukup mudah, yaitu dengan menyuntikkan air leri sebanyak 10 ml pada baglog jamur setiap kali habis panen. Jadi, setiap kali pemetikan langsung disuntikkan air leri sebanyak 10 ml, dan cara kedua yaitu dengan menyemprotkan air leri ke permukaan baglog, seminggu 1-2 kali. Sedangkan aplikasi untuk air kelapa sama seperti aplikasi pada air leri.

Ramuan Nutrisi 2

Dari ramuan 1 (air leri) bisa juga dengan ditambah beberapa bahan lain seperti gula pasir, gula jawa (merah), dan ekstrak tauge (kecambah kacang hijau) untuk memperkaya nutrisi. Membuat ramuan nutrisi bisa dengan campuran gula pasir/gula jawa  + air leri, atau gula pasir/jawa + ekstrak tauge, atau  bisa juga dengan mencapurkan ketiga bahan tersebut. Ekstrak tauge mengandung auksin, dan zat pengatur tumbuh yang fungsinya mendorong pembesaran sel. Sedangkan gula pasir/gula jawa mengandung hara yang baik untuk pertumbuhan jamur. Aplikasinya sama seperti ramuan 1, yaitu dengan menyuntikkan ramuan sebanyak 10 ml pada baglog jamur setiap kali habis panen.
Ramuan Nutrisi 3

Ramuan nutrisi ke 3 ini merupakan ilmu yang disampaikan oleh bapak Hadiono, pengusaha jamur tiram asal purwokerto. Ramuan tersebut diramu dari 3 bahan yaitu, air 1 liter dicampur dengan gula pasir sebanyak 1 sendok makan, dan viamin B kompleks sebanyak 1 butir. Atau bisa juga dengan mengganti vitamin B kompleks dengan pupuk KCl sebanyak 1 sendok makan. Aplikasinya sama dengan ramuan nutrisi 2, yaitu dengan menyuntikkan ramuan sebanyak 10 ml pada baglog jamur setiap kali habis panen. Apabila sistem baglog tidur bisa juga dengan menyuntikkan 5 ml pada bagian depan, dan 5 ml lagi pada bagian belakang.
Ramuan Nutrisi 4

Ramuan 4 bisa kita buat dari larutan molase alias limbah pengolahan gula (bisa diganti dengan gula pasir/gula jawa). Satu mililiter molase dengan kadar gula rata-rata 30 - 40% dilarutkan dalam 100 ml air atau konsentrasi 1%, dan tambahkan ragi, vitamin, dan protein untuk memacu pertumbuhan. Aplikasinya yaitu dengan menyuntikkan 20 ml ramuan nutrisi  yang telah disterilisasi pada media yang telah disterilisasi. Setelah itu, bibit jamur tiram diinokulasikan ke dalam media, lalu disimpan di ruang inkubasi.

Ramuan Khayalan

Mengapa disebut ramuan khayalan? Ya karena ramuan ini hasil pemikiran saya sendiri dan belum teruji,. Hehe, namun mungkin bisa dijadikan bahan penelitian lebih lanjut. Dalam benak saya terpikir untuk memanfaatkan POC (Pupuk Organik Cair) yang dapat kita buat sendiri dari fermentasi bahan-bahan organik yang ada disekitar kita, misal buah-buahan. POC bisa dari MOL (Mikro Organisme Lokal), karena memang MOL juga berfungsi sebagai POC. MOL buah-buah pada tanaman berfungsi sebagai perangsang bunga dan buah. MOL buah-buahan juga kaya akan unsur hara. Mungkin MOL dari buah-buahan ini bisa kita aplikasikan pada jamur tiram. Pernah dengar atau baca ada pengusaha jamur yang menjual ramuan pemacu jamur tiram dari fermentasi buah-buahan..?? atau jangan-jangan ramuan pemacu jamur tiram yang sudah tersebar di pasaran tersebut terbuat dari MOL buah-buah ini..?? kan katanya hasil fermentasi buah-buahan..?? Ah, bisa benar bisa tidak.. hehehe. Dah langsung saja, cara membuat POC dari MOL buah-buahan adalah sebagai berikut:

Bahan:  2 kg limbah buah-buahan, 
             2 ons gula merah, dan
             2 liter air kelapa.

Cara membuat: Potong kecil-kecil  buah-buahan yang tersedia, masukkan gula merah yang telah disisir, campurkan dengan air kelapa, masukkan dalam jerigen dan tutup rapat, dan biarkan terfermentasi selama 15 hari. Setelah itu, direbus selama 15-20 menit.

Aplikasi: untuk aplikasi campurkan 10 ml dengan 1 liter air, semprotkan ke permukaan baglog yang terbuka seminggu 1-2 kali, atau menyuntikkan ramuan ke baglog sebanyak 10 ml, setiap kali habis panen.

Ramuan yang paling terakhir belum dipraktekkan dan belum teruji, tapi bagi yang mau mencoba silahkan, tapi resiko ditanggung sendiri.. hehehe. Bagi anda yang mempunyai ramuan nutrisi lain, dan atau bagi anda yang sudah mencoba salah satu atau beberapa ramuan diatas, mohon di share disini bagaimana hasilnya, agar menjadi pelajaran bagi kita semua. Sekian dari saya.. tetap semangat dan salam sukses luar biasa..!!!

TEKNIK DAN CARA BUDIDAYA JAMUR TIRAM



I. PENDAHULUAN

Jamur tiram atau dalam bahasa latin disebut Pleurotus sp. Merupakan salah  satu jamur konsumsi yang bernilai tingi. Beberapa jenis jamur tiram yang biasa dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia yaitu jamur tiram putih (P.ostreatus), jamur tiram merah muda P.flabellatus), jamur tiram abu-abu (P. sajor caju), dan jamur tiram abalone (P.cystidiosus). Pada dasarnya semua jenis jamur ini memiliki karateristik yang hampir sama terutama dari segi morfologi, tetapi secara kasar, warna tubuh buah dapat dibedakan  antara jenis yang satu dengan yang lain terutama dalam keadaan segar.
Di alam liar, jamur tiram merupakan tumbuhan saprofit yang hidup dikayu-kayu lunak dan memperoleh bahan makanan dengan memanfaatkan sisa-sisa bahan organik. Jamur tiram termasuk tumbuhan yang tidak berklorofil (tidak memiliki zat hijau daun) sehingga tidak bisa mebgolah bajan makanan sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, jamur tiram sangat tergantung pasa bahan oranik yang diserap untuk keperluan pertumbuhan dan perkembangan. Nutrisi utama yang  dibutuhkan jamur tiram adalah sumber karbon yang dapat disediakan melalui berbagai  sumber seperti sebuk kayu gergajian dan berbagai limbah organik lain.
Pertumbuhan jamur tiram sangat tergantung pada faktor fisik seperti suhu,  kelembaban, cahaya, pH media tanam, dan aerasi, udara jamur tiram dapat menghasilkan tubuh buah secara optimum  pada rentang suhu 26-28 °C, sedangkan pertumbuhan miselium pada suhu 28-30° C, kelembaban udara 80-90% dan pH media tanam yang agak masam antara 5-6. Aerasi merupakan hal penting bagi pertukaran udara lingkungan tumbuh jamur yaitu engab mempertahankan perdediaan Oksigen (O2) dan membuang karbon dioksida (CO2), cahaya matahari yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur sangat sedikit berkisar antara 50-300 lux atau masih terbacanya huruf dikoran dalam jarak sedepa.
Beberapa jenis jamur yang telah dikenal petani Indonesia seperti Jamur merang, jamur kuping, jamur shitake, jamur tiram, jamur merang dan jamur lingzhi mempunyai nilai ekonomi yang tinggi untuk dikembangnkan karena cara budidaya relatif mudah, tidak memerlukan lahan yang luas, prospeknya menjanjikan.Sebagai Sebagai bahan pangan jamur menjadi salah satu sumber protein seperti thiamine
(vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin, biotin dan vitmin C serta mineral. Sebagai bahan fungsional jamur mengandung bahan aktif yang terdiri dari senyawa polisakarida (glikan), triterpen, nukleotida, monitol, alkoloid dan lain-lain yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Menurut Crisan dan Sands (1978) rata-rata   kandungan protein (% berat kering) dari jamur kuping adalah 4-9%, jamur kancing 24-44%, jamur shitake 10-17%, jamur tiram 10-30%, jamur merang 21-30%. Daya cerna tubuh terhadap protein yang dikandung jamur pun sangat tinggi berkisar antara 71-90%.
 Selain mengandung kandungan senyawa yang penting bagi tubuh jamur juga telah memerankan peranan penting dalam upaya pengobatan masyarakat sejak berabad-abad yang lampau. Seorang ahli fisika dari dinasti Ming, Wu Shui, dalam abad ke-15 telah melaporkan manfaat obat dari jamur shitake. Dilaporkan bahwa jamur ini dapat meningkatkan fitalitas dan energi, meningkatkan seksualitas dan mencegah penuaan (Jones, 1990). Akhir-akhir ini produk kesehatan dari ekstrak jamur lingzhi murni dalam bentu tablet maupun kapsul dengan nama Reishi di Amerika dan Daxen di Malaysia dan Indonesia telah menjadi primadona yang dapat menyembuhkan banyak penyakit terutama kanker dan penyakit gula. Secara umum manfaat jamur Bagi pengobatan dan penyembuhan. Berdasarkan media tumbuhnya jamur dapat dapat dikatagorikan menjadi jamur dengan media kayu (tubuh kayu) dan jamur dengan media campuran. Untuk jamur merang banyak berkembang didaerah dataran rendah teruatama di daerah persawahan. Pada saat ini Kabupate Kerawang, Jawa Barat dikenal sebagai sentra jamur merang. Sedangkan jamur dengan media yang berasal dari serbuk kayu antara lain jamur kuping, jamur tiram putih, jamur tiram abu-abu, jamur shitake. Jamur jenis ini banyak dikembangkan didaerah dataran tinggi seperti propinsi Jawa Barat (Kabuapten Bandung, Garut, dan Bogor), Propinsi Jawa Tengah (Kabupaten Wonosobo, Kab.Magelang, Kab. Solo), Propinsi DIY (Kabupaten Sleman), Propinsi Bali (Kab. Badung) dan  Propinsi Jawa Timur (Kota Batu).
Kondisi disetiap lokasi sangat berbeda tergantng kebiasaan petani setempat. Namun demikian yang paling penting adalah diperlukannya penguasaan teknik dan metde produksi terutama dalam pengaturan iklim mikro di dalam rumah jamur (kubung).


Tabel 1. Manfaat jamur Bagi pengobatan dan penyembuhan

Kegunaan
Vv
Ab
Po
Le
Ap
Gl
1.   Anti bakteri






2.   Anti implamantol






3.   Anti oksidan






4.   Anti tumor






5.   Anti virus






6.   Menormalkan tekanan darah






7.   Meningkatkan kerja jantung






8.   Menurunkan kolesterol darah






9.   Menormalkan kekebalan tubuh






10. Meningkatkan kekebalan tubuh






11. Meningkatkan kerja hati






12. Meningkatkan kerja hati






13. Meningkatkan kerja sistem syaraf






14. Meningkatkan potensi seksual






15. Meningkatkan kerja paru-paru






16. Mengurangi stress






17. Mengurangi pengapuran






Sumber : Paul Stamats, 1999, Chang dan Miles, 1978

Keterangan :
Vv       : Jamur merang (Volvariella volvaceae)
Le        : Jamur shitake (Lentinula edodes)
Ab       : Jamur kancing (Agaricus bisporus dan A.bitorquis)
Ap       : Jamur kuping (Auricularia polytricha)
Po        : Jamur tiram (Pleourotus ostreatus var florida)
Gl        : Jamur lin zhi (Ganoderma lucidum)



II. SYARAT TUMBUH

Syarat lingkungan yang dibutuhkan pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram antara lain :

1.    Air
·      Kandungan air dalam substrak berkisar 60-50%
·      Apabila kondisi kering maka pertumbuhan akan terganggu atau berhenti begitu pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan membusuk dan mati.
·      Penyemprotan air dalam ruangan dapat dilakukan untuk mengatur suhu dan kelembaban.

2.    Suhu
·         Suhu inkubasi atau saat jamur tiram membentuk miselium dipertahankan antara 60-70%
·         Suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16 – 22 º C Kelembaban

3.    Kelembaban
·      Kelembaban udara selama masa pertumbuhan miselium dipertahankan antara 60-70%
·      Kelembaban udara pada pertumbuhan tubuh buah dipertahankan antara 80-90%

4.    Cahaya
·      Pertumbuhan jamur sangat peka terhadap cahaya matahari secara langsung
·     Cahaya tidak langsung (cahaya pantul biasa ± 50-15000 lux) bermanfaat dalam perangsangan awal terbentuknya tubuh buah.
·      Pada pertumbuhan miselium tidak diperlukan cahaya
·         Intensitas   cahaya   yang   dibutuhkan   untuk   pertumbuhan   Namur   sekitar   200   lux  (10%)

5.    Aerasi
Dua komponen penting dalam udara yang berpengaruh pada pertumbuhan jamur yaitu oksigen (O2) dan Karbondioksida (CO2). Oksigen merupakan unsur penting dalam respirasi sel. Sumber energi dalam sel dioksida menjadi Karbondioksida. Konsentrasi Karbondioksida (CO2) yang terlalu banyak dalam kumbung menyebabkan pertumbuhan jamur tidak normal. Di dalam kumbung jamur konsentrasi CO2 tidak boleh lebih dari 0,02%.

6.    Tingkat Keasaman (pH)
Tingkat keasaman media tanam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan   jamur tiram putih. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mempengaruhi penyerapan air dan hara, bahkan kemungkinan akan tumbuh jamur lain yang akan menganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri, pH optimum pada media tanam berkisar 6-7.



III. TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

3.1. Pembuatan Kubung
Kubung adalah bangunan tempat menyimpan bag log sebagai media tumbuhnya jamur tiram yang terbuat dari bilik bambu atau tembok permanen. Didalamnya tersusun rak-rak tempat media tumbuh/log jamur tiram. Ukuran kubung bervariasi tergantung dari luas lahan yang dimiliki. Tujuannya untuk menyimpan bag log sesuai dengan persyaratan tumbuh yang dikehendaki jamur tersebut. Bag log adalah kantong plastik transparan berisi campuran media jamur. Rak dalam kubung disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemeliharaan dan sirkulasi udara terjaga. Umumnya jarak antara rak ± 75 cm. Jarak didalam rak 60 cm (4 – 5 baglog), lebar rak 50 cm, tinggi rak maksimal 3 m, panjang disesuaikan dengan kondisi ruangan. Bag log dapat disusun secara vertikal cocok untuk daerah lebih kering. Sedangkan penyusunan secara horizontal untuk daerah dengan kelembaban tinggi. Antara rak pertama berjarak 20 cm.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kubung berupa tiang kaso/bambu, rak-rak, bilik untuk dinding dan atap berupa genteng, asbes atau rumbia. Jumlah dan tinggi rak tergantung pada tinggi ruang pemeliharaan dan jumlah baglog yang akan dipelihara.

3.2. Peralatan Dalam Pembuatan Bagloq
a.    Alat Sterilisasi, bisa berupa drum, autoclave maupun boiler (steril bak) lengkap dengan kompor.
b.    Alat Pengadukan, ayakan, cangkul, sekop, ember, selang.
c.    Alat inokulasi, lampu bunsen, masker, jas lab, spatula/pinset, alkohol/spritus, hand   Sprayer
d.   Alat angkot, keranjang
e.    Alat penyiraman
f.     Alat Panen


3.3. Pembuatan Media Tanam
3.3.1. Pengayakan
Pengayakan adalah kegiatan memisahkan atau menyaring serbuk kayu gergaji yang besar dan kecil/halus sehingga didapatkan serbuk kayu gergaji yang halus dan seragam. Tujuannya untuk mendapatkan media tanam yang memiliki kepadatan tertentu tanpa merusak kantong plastik (baglog) dan mendapatkan tingkat pertumbuhan miselia yang merata.
Description: D:\JAMUR\DSCI0028.JPG















Gambar 1 : Pengayakan Serbuk Gergaji

3.3.2. Pencapuran
Pencampuran serbuk kayu gergaji dengan dedak, kapur dan gips sesuai takaran untuk mendapatkan komposisi media yang merata. Tujuannya menyediakan sumber hara/nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram sampai siap dipanen. Media untuk pertumbuhanjamur sebaiknya dibuat menyerupai kondisi tempat tumbuhan jamur tiram di alam.prosedur pelaksanaannya antara lain :
·      Serbuk gergaji 100 kg sebagai media tanam
·      Dedak 15 kg sebagai sumber makanan tambahan bagi pertumbuhan jamur
·   Kapur 2kg dan gips 1 kg untuk mendapatkan pH 6-7 media tanam sehingga mempelancarkan proses pertumbuhan jamur

·    Serbuk gergaji yang sudah diayak dicampur dengan bekatul, kapur dan gips. Campuran bahan diaduk merata dan ditambahkan air bersih sehingga mencapai kadar air 60-65%, dapat ditandai bila dikepal hanya mengeluarkan satu tetes air dan bila dibuka gumpalan buka gumpalan serbuk kayu tidak serta merta pecah. Bahan yang telah dicampur bisa dikomposkan 1 hari, 3 hari, 7 hari atau langsung dikantongi.
Description: D:\JAMUR\DSCI0025.JPG










Gambar 2.  Pencampuran bahan untuk media jamur.

3.3.3. Pemeraman
Kegiatan menimbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupnya secara rapat dengan menggunakan plastik selama 1 malam. Tujuannya menguraikan senyawa-senyawa kompleks dengan bantuan mikroba agar diperoleh senyawa-senyawa kompleks yang lebih sederhana, sehingga mudah dicerna oleh jamur dan memungkinkan pertumbuhan jamur lebih baik.



3.3.4. Pengisian Media ke Kandung Plastik (Bag loq)
Kegiatan memasukan campuran media ke dalam plastik polipropile (PP) dengan kepadatan tertentu agar miselia jamur dapat tumbuh maksimal dan menghasilkan panen yang optimal. Tujuannya menyediakan media tanam bagi bibir jamur. Proses pelaksanaan pengisian media kekantong plastik (baglog) antara lain :
·  Campuran serbuk gergaji yang sudah dikompos dimasukan kedalam kantong plastik ukuran 18x30,20x30, 23x35 tergantung selera.
·     Padatkan campuran dengan menggunakan botol atau alat lainnya.
·   Ujung plastik disatukan dan dipasang cincin dari potongan paralon/bambu pada bagian leher plastik sehingga bungkusan akan menyerupai botol.

3.3.5. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk meninaktifkan mikroba, baik bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat menganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Tujuannya mendapatkan serbuk kayu yang stelir bebas dari mikroba dan jamur lain yang tidak dikehendaki. Sterilisasi dilakukan pada suhu 70oC selama 5-8 jam, sedangkan sterilisasi antoclave membutuhkan waktu selama 4 jam, pada suhu 121oC dengan rekanan 1 atm.
Description: D:\JAMUR\DSCI0024.JPG















Gambar 4 : Sterilisasi Media Jamur
3.3.6. Pendinginan
Proses pendinginan merupakan suatu upaya menurunkan suhu media tanam setelah disterilkan agar bibit yang akan dimasukan ke dalam baglog tidak mati. Pendinginan dilakukan 8-12 jam sebelum dinokulasi. Temperatur yang diinginkan adalah 30-35oC. Proses pelaksanaan antara lain : 
·      Keluarkan bagloq dari drum yang sudah disterilisasikan
·      Diamkan didalam ruangan sebelum dilakukan inokulasi (pemberian bibit)
·      Pendinginan dilakukan hingga temperatur mencapai 30-53oC













Gambar 5 : Pendinginan Media

3.3.7. Inokulasi Bibit (Penanaman Bibit)
Inokulasi adalah proses pemindahan sejumlah kecil miselia jamur dari biakan induk kedalam media tanaman yang telah disediakan. Tujuannya adalah menumbuhkan miselia jamur pada media tanam hingga menghasilkan jamur yang siap panen. Prosedur pelaksanaan inokulasi bibit antara lain ;
·  Petugas yang akan menginokulasi bibit harus bersih, mencuci tangan dengan alkohol, dan menggunakan pakaian bersih.
·      Sterilkan saptula menggunakan alkohol 70%  dan dibakar.
·     Buka sumbatan kapas bag log, buat sedikit lubang pada media tanam dengan menggunakan kayu yang steril yang diruncingkan.
·   Ambil sedikit bibit jamur tiram (miselia) ± 1 (satu) sendok teh dan letakkan ke dalam bag log setelah itu sedikit ditekan.  
·      Selanjutnya media yang telah diisi bibit ditutup dengan kapas kembali.  
·   Media baglog yang telah dinokulasi dibuat hingga 22 - 28º C untk mempercepat pertumbuhan miselium.
Description: D:\JAMUR\DSCI0027.JPG















Gambar. 3. Pengisian media kedalam kantong plastik ( bag log)

3.3.8. Inkubasi
Inkubasi adalah menyimpan atau menempatkan media tanam yang telah di inokulasi pada kondisi ruang tertentu agar miselia jamur tumbuh. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pertumbuhan miselia.
·      Suhu ruang pertumbuhan miselia jamur antara 28–30ºC utk mempercepat pertumbuhan miselium
·      Media baglog yang telah dinokulasi dipindahkan dalam ruang inkubasi
·      Inkubasi dilakukan hingga seluruh permukaan media tumbuh dalam baglog berwarna putih merata setelah 20-30 hari.
·      Tutup kubung serapat mungkin sehingga cahaya matahari minimal, kendalikan suhu ruang kubung mencapai 25 – 33oC.

3.3.9. Pemindahan ke Tempat Budidaya
·      Baglog yang telah putih ditumbuhi miselium dipindahkan ke kumbung budidaya
·      Baglog yang miseliumnya sudah putih dan ada penebalan dibuka cincin bambunya agar jamur bisa tumbuh.















Gambar 6 : Pemindahan ke Tempat Budidaya

3.3.10. Perawatan
·   Baglog yang telah dibuka cincin dirawat dengan melakukan penyiraman secara kabut untuk    mempercepat pertumbuhan pinhead jamur
·    Hal yang terpenting harus diperhatikan dalam kumbung adalah menjaga suhu dan kelembaban yang dibutuhkan jamur.
·      Apabila kelembaban kurang, pinhead mati dan jika terlalu lembab jamur menjadi basah.


3.3.11. Pemanenan
Ciri-ciri jamur tiram yang sudah siap dipanen adalah ;
·      Tudung belum keriting 
·      Warna belum pudar 
·      Spora belum dilepaskan 
·      Tekstur masih kokoh dan lentur
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan adalah:
·      Panen dilakukan dengan mencabut
·      Tanpa menyisakan bagian jamur 
·      Bersih dan tidak berceceran 
·    Jamur dipanen setelah 3 hari muncul pinhead, ukuran jamur cukup dan jamur tidak terlalu basah, hal ini akan mempengaruhi harga dipasar
·   Baglog yang telah dipanen dibersihkan dari sisa-sisa jamur yang masih menempel pada baglog supaya tidak mengundang hama dan penyakit
·     Jamur yang telah dipanen dibersihkan kemudian diwadahi dalam kantong plastik ukuran 3 kg, 5 kg, 10 kg dan siap dipasarkan.  


Description: F:\1497863_602285173154044_384921616_o.jpg
Description: F:\1601934_602285176487377_1590924587_o.jpg










Gambar 7 : Jamur Tiram Siapdi Panen






3.3.12. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan cara penyemprotan atau pengkabutan dengan menggunakan air  bersih yang ditujukan pada ruang kubung dan media tumbuh jamur, tujuan untuk menjaga kelembaban kubung.

3.3.13. Pengendalian hama dan penyakit
Umumnya hama dan penyakit utama pada jamur tiram adalah tikus, dapat   dikendalikan dengan menggunakan seng sebagai pembatas bangunan kubung agar tidak naik keatas atau lem tikus. Pada malam hari sering dilakukan pengecekan  kubung untuk mengusir tikus.


3.3.14. Pengatur Suhu Ruangan
Membuka dan menutup pintu dan jendela (ventilasi) kubung dan untuk mengatur suhu dan kelembaban agar sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan. Tujuanya untuk mendapatkan pertumbuhan jamaur yang optimal. Agar pertumbuhan jamur optimal diperlukan suhu ruangan dalam kubung 28 - 30°C dan kelembaban sebesar 50 -60% pada saat inkubasi. Sedangkan suhu pada pembentukan tubuh buah sampai panen berkisar antara 22 -28 °C dengan kelembaban 90 – 95%. Apabila kelembaban kurang, maka substrat tanaman akan mengering.

3.3.15. Penanganan Pasca Panen
·      Jamur tiram kebanyakan dijual secara curah dalam bentuk segar sehingga  mempunyai kelemahan tidak tahan lama disimpan
·      Dijual dengan cara dipak ke supermarket, hotel dan restauran
·      Diolah menjadi makanan yang mempunyai nilai tambah lebih seperti dalam bentuk pepes jamur, sate jamur, sop jamur, tumis jamur, dendeng jamur, jamur lapis tepung, kripik jamur, abon jamur, pangsit jamur, dll.



DAFTAR PUSTAKA

Cahyana YA. Muchordji, M. Bakrun. 2001. Pembibitan, Pembudidayaan, analisa
Usaha Jamur Tiram. Penebar Swadaya. Jakarta.

Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka. Jamur Tiram. Direktorat 
            Jenderal Bina Jenderal  Hortikultura. Jakarta. 23 hal

Basuki Rahmat. 2000. Dasar-dasar Usaha Budidaya Jamur. MAJI pblikasi.
            Bandung. 97 hal.

Badri. Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Kaliwung
            Kalimuncar. Makalah Jamur. Cisarua. Bogor. 10 hal